Diperkirakan dalam sebulan ada sekitar 39 remaja laki-laki tewas mengenaskan akibat disunat. Belum lagi yang harus dirawat di rumah sakit, yang mencapai 120 an anak remaja. Penyebabnya akibat prosedur sunat yang tidak steril dan dilakukan oleh bukan tenaga kesehatan. Hebohnya lagi mereka disunat memakai mata tombak.
Tak heran jika ritual sunat tradisional di provinsi tersebut, telah memakan banyak korban. Selain dilakukan oleh tokoh adat yang pengetahuan medisnya kurang memadai, juga prosedurnya yang sama sekali tidak sehat. Ritual tersebut dilakukan di luar ruangan dengan menggunakan mata tombak sebagai alat untuk memotong kulup. Hampir bisa dipastikan jika mata tombak tersebut tidak steril.
Dalam sekali ritual bisa diikuti puluhan remaja pria, sedang mata tombak yang digunakan adalah mata tombak yang sama. Tak bisa dibayangkan rasa sakit dan kemungkinan infeksi yang mereka derita.
Kondisi semacam itu sudah lama mendapatkan kritik dari praktisi kesehatan setempat. Resiko infeksi yang tinggi dikhawatirkan bisa memicu dampak yang lebih buruk, seperti amputasi dan bahkan kematian.
Pejabat kesehatan setempat mengatakan, tahun lalu praktik sunat semacam ini telah memakan 91 korban tewas yang kebanyakan berusia 18 tahun. Sebanyak 59 kasus di antaranya dilakukan pada musim liburan sekolah.
Sejak korban tewas berjatuhan, pemerintah Eastern Cape sebenarnya melarang sunat tradisional di beberapa tempat dengan tingkat kematian pasca-sunat tinggi. Tak hanya itu, 5 pelaku sunat tradisional juga telah ditangkap sejak bulan Juni ini.
Sejak zaman dahulu, sunat untuk laki-laki telah menjadi tradisi seluruh wilayah Afrika. Popularitasnya semakin meningkat, setelah berbagai penelitian membuktikan efektivitasnya dalam mengurangi risiko infeksi HIV.
Kulit di area kelamin pria memiliki sel-sel yang disebut sel dendritik yang bisa menjadi jalan masuknya virus ke dalam tubuh. Sunat diperkirakan mengurangi transmisi heteroseksual terhadap HIV dan penyakit seksual lainnya termasuk HPV yang dapat menyebabkan kutil kelamin melalui beberapa mekanisme.
Salah satunya adalah dengan mengurangi jumlah jaringan mukosa yang terkena saat melakukan hubungan seks, hal ini membuat akses virus masuk ke dalam tubuh target menjadi terbatas. Kulit menebal yang terbentuk di sekitar luka sunat bisa membantu menghambat masuknya virus ke dalam tubuh.
comments