Kisah Haru Seorang Istri Setia Part-3

Silahkan baca bagian sebelumnya:

Kisah Haru Seorang Istri Part-1
Kisah Haru Seorang Istri Part-2

#################
Setelah tiba dimasjid, ijab qabul pun dimulai. Aku duduk di seberang suamiku.



Aku melihat suamiku duduk berdampingan dengan perempuan itu membuat hati ini cemburu, ingin berteriak mengatakan, "Ayah Jangan!" tapi mulutku terkunci.

Jantung ini berdebar kencang, ketika mendengar ijab qabul tersebut. Begitu ijab qabul selesai, aku menarik napas panjang, Tante Lia, tante yang baik itu, memelukku. Dalam hati aku berusaha untuk menguatkan hati ini, ya.. aku kuat.
Tak sanggup aku melihat mereka duduk bersanding di pelaminan. Orang-orang yang hadir di acara resepsi itu iba melihatku, mereka melihatku dengan pandangan aneh, wajahku yang selalu tersenyum tapi hatiku menangis.

Sampai dirumah, suamiku langsung masuk ke dalam rumah begitu saja, tak mencuci kakinya. Aku sangat heran dengan prilakunya. Ada apa ya, apa dia tidak suka dengan pernikahan ini?

Sementara itu Desi disambut hangat di dalam keluarga suamiku, tak seperti aku yang di musuhi.
Malam ini aku tak bisa tidur, bagaimana bisa!! Suamiku akan tidur dengan perempuan yang sangat aku cemburui. Aku tak tau apa yang mereka lakukan didalam.

Sepertiga malam, pada saat aku ingin sholat lail aku keluar untuk berwudhu, aku melihat ada lelaki yang mirip suamiku tidur disofa ruang tengah, ku dekati lalu ku lihat..... Masya Allah, suamiku tak tidur dengannya, ia tidur disofa, aku duduk disofa itu sambil mengelus mukanya yang lelah, tiba-tiba ia memegang tangan kiriku, tentu saja aku kaget.

"kamu datang ke sini, aku tau itu", ia langsung berkata seperti itu, aku tersenyum dan megajaknya sholat lail. Setelah sholat lail, ia mengatakan, "maafkan aku, aku tak boleh menyakitimu, kamu menderita karena egonya aku.
Besok kita pulang ke Jakarta, biar Desi pulang dengan mama, papa dan juga adi-adikku."

Aku menatapnya dengan penuh keheranan. Tapi ia langsung mengajakku untuk istirahat. Saat tidur ia memelukku sangat erat. Aku tersenyum bahagia, sudah lama ini tidak terjadi. Ya Allah, apakah Engkau akan menyuruh malaikat maut-MU untuk mengambil nyawaku saat ini, aku telah merasakan kehadirannya saat ini. Tapi masih bisakah Engkau ijinkan aku untuk merasakan kehangatan dari suamiku yang telah hilang selama 2 tahun ini.
Suamiku berbisik, "Bunda kok kurus?"

Aku menangis dalam kebisuan. Pelukannya masih bisa aku rasakan.

Aku pun berkata, "Ayah kenapa tidak tidur dengan Desi?"

"Aku kangen sama kamu Bunda, Aku tak mau menyakitimu lagi, kamu sudah terluka oleh sikapku yang egois", dengan lembut suamiku menjawab.

Lalu suamiku berkata,"Bun, ayah minta maaf telah menelantarkan bunda...
Selama ayah di Sabang, ayah dengar kalo bunda tidak tulus mencintai ayah, bunda seperti mengejar sesuatu, seperti harta ayah, dan satu lagi ayah pernah melihat sms bunda dengan mantan pacar bunda dimana isinya kalo bunda gak mau berbuat seperti itu, dan seperti itu di beri tanda kutip ("seperti itu"), ayah ingin ngomong tapi takut bunda tersinggung, dan ayah berpikir klo bunda pernah tidur dengannya sebelum bunda bertemu ayah, terus ayah dimarahi oleh keluarga ayah karena ayah terlalu memanjakan bunda".
Hati ini sakit ketika difitnah oleh keluarga suamiku, ketika tidak ada kepercayaan didirinya, hanya karena omongan keluarganya, yang tidak pernah melihat betapa tulusnya aku mencintai suamiku seumur hidupku ini.

Aku hanya menjawab, "Aku sudah ceritakan itu kan Yah, aku tidak pernah berzinah, dan aku mencintaimu setulus hatiku, jika aku hanya mengejar hartamu, mengapa kamu, banyak lelaki yang lebih mapan darimu waktu itu Yah.
Jika aku hanya mengejar hartamu, aku tak mungkin setiap hari menangis karena menderita mencintaimu.

Entah aku harus bahagia atau aku harus sedih karena sahabatku sendirian di kamar pengantin itu. Malam itu, aku menyelesaikan masalahku dengan suamiku dan berusaha memaafkannya beserta sikap keluaraganya juga. Karna aku tak mau mati dalam hati yang penuh dengan rasa benci..

************ ********* ********* ********* ********* ********* ********* ********* ********* *****

Keesokan harinya..... ......

Ketika aku ingin bangun untuk mengambil wudhu, kepalaku pusing, rahimku sakit sekali..aku pendarahan.. suamiku kaget...
Suamiku kaget bukan main, ia langsung menggendongku.
Aku pun dilarikan ke rumah sakit....
Jauh sekali aku mendengar suara zikir suamiku....
Aku merasakan tanganku basah...
Ketika kubuka mata ini, kulihat wajah suamiku penuh dengan rasa kekhawatiran.

Ia menggenggam tanganku dengan erat.. Dan mengatakan, "Bunda.. Ayah minta maaf...!!"
Beberapa kali ia mengucapkan kata yang sama. Dalam hatiku, apa ia tahu apa yang terjadi padaku.
Aku berkata dengan suara yang lirih, "Yah.... Bunda ingin pulang.. bunda ingin bertemu almarhum kedua orang tua bunda, anterin bunda kesana ya Yah...."
"Ayah jangan berubah lagi ya? Janji ya Yah... !!! Bunda sayang banget sama Ayah."
Tiba-tiba saja kakiku sakit sangat sakit, sakit nya semakin keatas, kakiku sudah tak bisa bergerak lagi, aku tak kuat lagi memegang tangan suamiku, kulihat wajahnya yang tampan dengan linangan air matanya. Aku ingin menghiburnya untuk terakhir kalinya... namun semua telah kelu dan beku.

Sebelum mata ini tertutup ku lafazkan kalimat syahadat dan ditutup dengan kalimat tahlil.

*********************** **************************

Aku bahagia melihat suamiku punya pengganti diriku
Aku bahagia selalu melayaninya dalam suka dan duka..
Menemaninya dalam ketika ia mengalami kesulitan dari kami pacaran sampai kami menikah.
Aku bahagia bersuamikan dia. Dia adalah nafas ku..

Untuk Ibu mertuaku : "Maafkan aku telah hadir didalam kehidupan anakmu sampai aku hidup didalam hati anakmu, ketahuilah Ma, dari dulu aku selalu berdo'a agar Mama merestui hubungan kami. Mengapa engkau fitnah diriku didepan suamiku, apa engkau punya bukti nya Ma. Mengapa engkau sangat cemburu padaku Ma? Fikri tetap milikmu Ma, aku tak pernah menyuruhnya untuk durhaka kepadamu, dari dulu aku selalu mengerti apa yang kamu inginkan dari anakmu, tapi mengapa kau benci diriku. Dengan Desi kau sangat baik tetapi dengan ku, menantumu kau bersikap sebaliknya."
************ ********* ********* ********* ********* ********* ********* ********* ******

Setelah beberapa hari kepergian istriku, aku buka laptop tanpa sengaja ku baca curhatan istriku.

Ayah.. mengapa keluargamu sangat membenciku
Aku dihina oleh mereka ayah.
Mengapa mereka bisa baik terhadapku pada saat ada dirimu ?

Pernah suatu ketika, aku bertemu Dian di jalan, aku menegornya karena dia adik iparku tapi aku disambut dengan wajah ketidak sukaannya.. Sangat terlihat Ayah.
Tapi ketika engaku bersamaku, Dian sangat baik, sangat manis dan ia memanggilku dengan panggilan yang sangat menghormatiku. Mengapa seperti itu ayah.

Aku tak bisa berbicara ttg ini padamu, karena aku tahu kamu pasti membela adikmu, tak ada gunanya Yah.
Aku diusir dari rumah sakit.

Aku tak boleh merawat suamiku.
Aku cemburu paad Desi yang sangat akrab dengan mertuaku

Tiap hari ia datang ke rumah sakit bersama mertuaku
Aku sangat marah....

Jika aku membicarakan hal ini pada suamiku, ia akan pasti membela Desi dan ibunya.
Aku tak mau sakit hati lagi.

Ya Allah kuatkan aku.. maafkan aku
Engkau Maha Adil.
Berilah keadilan ini padaku Ya Allah

Ayah sudah berubah, ayah sudah tak sayang lagi pada ku.
Aku berusaha untuk mandiri ayah, aku tak akan bermanja-manja lagi padamu.
Aku kuat ayah dalam kesakitan ini.

Lihatlah ayah, aku kuat walaupun penyakit kanker ini terus menyerangku.
Aku bisa melakukan ini semua sendiri ayah.

Besok suamiku akan menikah dengan perempuan itu
Perempuan yang aku benci, yang aku cemburui
Tapi aku tak boleh egois, ini untuk kebahagian keluarga suamiku
Aku harus sadar diri

Ayah.. sebenarnya aku tak mau diduakan olehmu
Mengapa harus Desi yang menjadi sahabatku?
Ayah aku masih tak rela
Tapi aku harus ikhlas menerimanya

Pagi nanti suamiku melangsungkan pernikahan keduanya
Semoga saja aku masih punya waktu untuk melihatnya tersenyum untukku
Aku ingin sekali merasakan kasih sayangnya yang terakhir
Sebelum ajal ini menjemputku

Ayah... aku kangen ayah
************************************************** **************************************************

Dan kini aku telah mengantarmu ke almarhum orang tuamu Bunda
Aku akan mengunjungimu sebulan sekali bersama Desi ke Pulau Kayu ini
Aku akan selalu membawakanmu bunga mawar yang berwana pink yang mencerminkan keceriaan hatimu yang sakit tertusuk duri.
Bunda tetap cantik, selalu tersenyum disaat tidur.
Bunda akan selalu hidup dihati ayah.

Bunda... Desi tak sepertimu
Desi sangat berbeda denganmu, ia tak pernah membersihkan telingaku, rambutku tak pernah di creambathnya, kakiku pun tak pernah dicucinya.

Ayah menyesal telah menelantarkanmu selama 2 tahun, kamu sakit pun aku tak perduli, dalam kesendirianmu. ...
Seandainya Ayah tak menelantarkan Bunda, mungkin ayah masih bisa tidur dengan belaian tangan Bunda yang halus.
Sekarang Ayah sadar, bahwa ayah sangat membutuhkan bunda..

Bunda, kamu wanita yang paling tegar yang pernah kutemui.
Aku menyesal telah asyik dalam keegoanku..

Bunda maafkan aku. Bunda tidur tetap manis. Senyum manjamu terlihat ditidurmu yang panjang.

Maafkan aku , tak bisa bersikap adil dan membahagiakan mu, aku selalu mengiyakan apa kata ibuku, karena aku takut menjadi anak durhaka. Maafkan aku ketika kau di fitnah oleh keluargaku, aku percaya begitu saja. Kenapa aku tidak mengetahuinya dari dulu?

Apakah Bunda akan mendapat pengganti ayah di surga sana?
Apakah Bunda tetap menanti ayah disana? Tetap setia di alam sana?
Tunggulah Ayah disana Bunda......

Bisa kan? Seperti Bunda menunggu ayah di sini...........

----TAMAT----

comments

TOP