GUNUNG Qablaque merupakan medan yang dimitoskan sebagai medan terberat yang selalu dijauhi oleh para pilot Helikopter dan dijaga oleh setidaknya satu batalyon dengan senjata SMR serta dihuni oleh kurang lebih 7000 rakyat. Tapi sebagian Rakyat telah bosan berada dibawah penjajahan Portugis tanpa ada perubahan kesejahteraan yang berarti, bahkan sebagian besar rakyatnya nyaris hidup dibawah garis kemiskinan.
Oleh karenanya keberadaan pasukan mendapat dukungan dari sebagian masyarakat yang pro yang telah jenuh terus menerus berperang. Dan salah satu keberhasilan penyerangan ini adalah berkat adanya dukungan itu.
Berdasarkan analisa strategic dan masukan yang diberikan para ketua adat dan pemuka masyarakat Timtim (Liurai dan Katuas) yang Pro Republik bahwa Gn.Qablaque hanya dapat dikuasai bila puncak tertinggi (Gn.Barelaca) dan Gn. Daurema dikuasai, karena terdapat suatu titik strategic diwilayah itu yang dapat mengarahkan/mengendalikan jalannya pertempuran.
Untuk itu perlu dibentuk Tim siluman yang bertugas menguasai daerah tersebut secara senyap. Artinya suatu pasukan yang mampu menyelinap ke suatu wilayah secara diam diam untuk kemudian memberikan informasi dan mengarahkan pasukan pada sasaran /target serangan. Dan pasukan itu harus dibentuk dari orang Timtim sendiri.
Gn. Qablaque ini sangat sulit ditembus tanpa bantuan orang pribumi karena merekalah yang paling mengetahui medan Qablaque. Mereka dibentuk dari Hansip, Liurai dan Katuas yang terpilih. Pembentukan pasukan semacam ini semula diduga akan sangat sulit karena mereka mengemban tugas yang berat dengan kemungkinan risiko mati dalam pertempuran besar sekali.
Akan tetapi respon yang diperoleh luar biasa dua Pleton Hansip datang dari Ainaro mereka dengan suka rela mengajukan diri untuk bergabung dalam tim bahkan Danki Hansip Batista De Deus yang menyatakan sakit ketika tau bawa serangan itu akan dipimpin langsung oleh Danyonif 121 Macan Kumbang malamnya menghadap komandan agar diijinkan memimpin Tim Siluman.
Dalam rangka pengintaian Dan Yonif 121 Macan Kumbang berserta angg Kotis dikawal Tim Combat berangkat ke Moncong Babi. Ditengah jalan antara Nanumuque dan Aituto (rumah putih) pasukan diserang , tembak menembak terjadi di kebun kopi musuh mundur menyusun pertahanan keseberang jauh sungai Belulic. Pasukan tidak berusaha mengejar tapi melanjutkan gerakan menuju Moncong Babi, disana telah menunggu Capa Naingolan dari Aituto dan Capa Siregar dari Maubise untuk pengamanan sekaligus Tim Log.
Serangan akan dilakukan dari dua arah yaitu Caicassa oleh Tim Ular, dan Gn. Daurema sebagai serangan pokok dipimpin Dan Satgas Bumi, serangan akan didahului dengan penyusupan oleh Tim Siluman yang berangkat H – 1 Dipimpin oleh Danki Hansip Batista De Deus. Tim siluman berangkat pukul 05.00 akan tetapi baru pukul 05.30 sang komandan Tim sudah melapor.
“Musam , Batista, saya laporkan bahwa anggota tim telah mate dua dan satu luka berat. Saya minta Musam berserta pasukan segera membantu, kalau tidak kami mate semua!” dijawab Dan Satgas,
“Ok! Saya segera datang membantu”. Yang dimaksud dengan Musam adalah Musang nama sandi pasukan yang dipimpin Dan Yonif 121.
bersambung....
Cuplikan Kisah Heroik Tentara Indonesia Di Timor-Timur bagian II
comments