Kata Mutiara Bijak Bung Karno


Bung Karno Sang Proklamator sekaligus Presiden RI 1 ini diakui sebagai Pemimpin Bangsa yang sangat disegani oleh bangsa-bangsa lain bahkan oleh negara sebesar Amerika dan Rusia. Bukan hanya itu, selain beliau mempunyai kecerdasan dan kecakapan sebagai negarawan, beliau juga dikenal sebagai orator ulung. Dari sana beliau kerap melontarkan ide-ide cemerlang tentang kebangsaan. Beberapa kata sakti nan bijak pun sering terlontarkan untuk menggugah semangat semua rakyat Indonesia.

Berikut beberapa kata bijak Bung Karno, kata mutiara dari Sang Revolusioner Sejati:
Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.
Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya”. (Pidato HUT Proklamasi 1956 Bung Karno)
Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang Presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan di atas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.
Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.
Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.
Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.
Kemerdekaan hanyalah diperdapat dan dimiliki oleh bangsa yang jiwanya berkobar-kobar dengan tekad Merdeka, – Merdeka atau mati !
Kita ingin mendirikan satu Negara "semua buat semua", bukan satu Negara untuk satu orang, bukan satu Negara untuk satu golongan, walaupun golongan kaya. Tetapi kita mendirikan Negara "semua buat semua"
Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan
Diberi hak atau tidak diberi hak, tiap-tiap bangsa tidak boleh tidak, pasti akhirnya bangkit menggerakkan tenaganya, kalau ia sudah terlalu merasakan celakanya diri teraniaya oleh satu daya angkara murka. Jangan lagi manusia, jangan lagi bangsa walau cacingpun tentu bergerak berkelegut-kelegut kalau merasakan sakit.
Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup di masa pancaroba, tetaplah bersemangat elang rajawali.
Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita belum selesai! Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyak keringat.
Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu : "Innallahu la yu ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma biamfusihim". "Tuhan tidak merubah nasib sesuatu bangsa sebelum bangsa itu merubah nasibnya".
Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang.
Apakah Kelemahan kita: Kelemahan kita ialah, kita kurang percaya diri kita sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri, kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah Rakyat Gotong Royong.
Aku Lebih suka lukisan Samudera yang bergelombangnya memukul, mengebu-gebu, dari pada lukisan sawah yang adem ayem tentrem, "Kadyo siniram wayu sewindu lawase".
"Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya; jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali".
Jangan Sekali kali meninggalkan Sejarah!
Belum pernah nama Indonesia ini begitu tingginya seperti Mercusuar daripada umat manusia di dunia ini.
Tunjukkan bahwa kita masih memiliki gigi yang kuat dan kita juga masih memiliki martabat.

comments

TOP