Cuplikan Kisah Heroik Tentara Indonesia Di Timor-Timur 3

 
MALAM merambat pelan, batu batu kembali dijatuhkan secara berirama diselingi oleh rentetan tembakan menyilang secara spekulasi dari atas, cuaca gelap diselimuti kabut tebal yang merayap pelan menciptakan udara yang dingin menggigit, pasukan terpekur kelelahan merenungkan apa yang akan terjadi esok hari. Dan diatara keremangan puncak gunung dalam siluet cahaya bulan nampak jelas musuh berjalan hilir mudik secara demonstrative untuk menurunkan moril lawan.

Cuplikan kisah sebelumnya:

Hanya saja pasukan justru menjadi terbiasa bunyi jatuhan batu yang berdentam dentam dan tembakan spekulatif musuh hanya menunjukan dimana posisi mereka dari cahaya yang ditimbulkan dari moncong senjatanya. Secara bergantian mereka berjaga dan tidur menyiapkan diri untuk gerakan esok hari.

Pagi hari pengarahan diberikan Dan Satgas Bumi di Titik Tinjau, pada saat kesempatan Tanya jawab Dan tim Kikis (Danki Yonif 301) mengajukan keberatan pada perintah Dan yonif 121 Satgas Bumi untuk ditempatkan digaris depan pertempuran dengan alasan telah banyak korban, sesungguhnya dalam militer penolakan seperti ini tidak diperkenankan, namun komandan bersikap bijak melihat beratnya pengalaman pertempuran yang mereka alami dan bisa saja menurunkan moril prajurit yang kurang terlatih mentalnya.

Sehingga komandan tersebut diberikan kesempatan untuk mendiskusikan kembali bersama anggotanya, namun dari hasil diskusi dilaporkan bahwa keputusan yang diambil tetap sama. Kondisi ini menyulitkan Dan yonif 121, tapi sebagai pimpinan harus bijak karena bagaimanapun keberhasilan serangan akan sangat ditentukan oleh kesiapan seluruh tim, jatuhnya moril sebagian pasukan bila dipaksakan akan mempengaruhi moril pasukan yang lain bahkan keselamatan dari pasukan itu sendiri, dan ini tidak boleh dibiarkan.

Kemudian Dan Yonof 121 MK. Memanggil tim Combat, Dan Tim Topan Lettu Inf Suharyono,

“ Har! Kamu menyerang paling depan menggantikan Tim Kikis, kamu serang semua kedudukan boks boks musuh melalui jalan yang telah saya tentukan, saya dan Tim Kotis bergerak dibelakangmu, Tim Kikis bergerak dibelakang Tim Kotis”, yang dijawab Lettu Suharsono “Siap Komandan”.

Sementara Tim Ular diperintahkan merebut Monte Caicassa. Setelah pengarahan semua Dan Tim diperintahkan kembali kedudukan pasukannya, mereka pergi dengan cara mengendap diantara pohon besar menghindari ruang terbuka berbatu.

Sementara sang komandan dengan tenang melangkah diantara rentetan peluru yang ditembakan terarah oleh musuh dari atas. Peluru caliber 7,9 mm dengan jelas menembus batang batang pohon kemudian keluar lagi dengan membawa serabut kayu, sementara tembakan kebawah memantul memercikan api beradu dengan bebatuan dengan kuasa Tuhan tak satupun yang menyentuh kulitnya.

Tindakan demonstrative ini merupakan upaya untuk menaikan moral anak buah sekaligus merusak moril musuh walaupun sebenarnya dapat berakibat fatal dan kesalahan yang tidak perlu. Tapi kenyataan dimedan tempur dapat membuat segan lawan maupun kawan seperti halnya ulah Napoleon dalam pertempuran Waterloo yang terkenal.

Namun pertempuran berjalan tidak mudah, gerak maju pasukan dihambat oleh serangan bertubi tubi dari atas diselingi oleh jatuhan batu sebesar anak kerbau. Suara rentetan peluru beradu dengan guruh dan dentuman batu yang terhujam deras memantul mantul diatara tebing dan tonjolan batu karang, mengintai para prajurit lengah yang merayap diantara sisi sisi batu besar sambil menghindari ranjau bambo runcing yang siap menangkap tubuh tubuh yang gontai kelelahan.

Tapi mereka tetap maju merayap, melompat diantara batu, berlindung, membalas tembakan, ketika kelompok satu menembak kelompok lain melompat maju bahu membahu saling melindungi, pasukan yang dipimpin letnan suharsono, Joko Santoso , dan Sujarwo perlahan tapi pasti merayap dan melompat dari batu kebatu untuk merebut boks pertama.

Sementara Tim Siluman melaporkan 2 (dua) anggotanya gugur lagi tapi tetap bertahan pada medan yang dudukinya, untuk memberikan informasi kedudukan musuh dan mengarahkan pasukan dibawah menuju sasaran utama. Sementara Tim Siluman melaporkan 2 (dua) anggotanya gugur lagi tapi tetap bertahan pada medan yang dudukinya, untuk memberikan informasi kedudukan musuh dan mengarahkan pasukan dibawah menuju sasaran utama. Karena gerakan maju sangat lambat Satgas minta bantuan pada Kresna (Pangkoda Hankam Tim Tim) bantuan tembakan udara.

bersambung 

Cuplikan Kisah Heroik Tentara Indonesia Di Timor-Timur Bagian IV (TAMAT)


comments

TOP